Nostalgia di Kota Lama Semarang dan Begini Sejarahnya!



Ini kedua kalinya aku pergi ke Kota Semarang. Kalau sekarang aku perginya dari Surabaya, kalau dulu aku pergi di Bandung. Kayanya yang kedua kali aku pergi ke Semarang ini sekarang udah banyak perubahan dan bisa Se-ESTETIK itu! Sisanya masih sama kaya ingatan beberapa tahun lalu hehe.
Banyak hal yang berubah di daerah Kota Lama, sekarang lebih tertata rapi walaupun lalu lintas masih sangat ramai. Tapi sepanjang jalan ini masih terjaga kok dari mulai paving block yang masih rapi.

Aku paling suka hal hal yang berbau dengan sejarah, di Kota Lama ini aku bisa nikmatin gedung-gedung yang sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda dulu.

Dilansir dari laman Center of Excellence, Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah di mana gedung-gedung yang dibangun sejak zaman Belanda. Namun seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat untuk daerah dari sungai Mberok hingga menuju daerah Terboyo.

Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa pada tahun 1700-an. Bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah. Hal ini tentunya bisa dibilang wajar karena faktanya wilayah ini dibangun saat Belanda datang. Tentunya mereka membawa  sebuah konsep dari negara asal mereka. Tentunya mereka berusaha untuk membuat kawasan ini feels like home bagi mereka.


Pintunya besar memang menjadi ciri khas sebuah bangunan Belanda. Mungkin ada sekitar 1 meter lebih.


Setiap sudut sebenarnya estetik, cuman kok kabel-kabel ruwetnya mengganggu ya? Kalau kabelnya ga ada pasti bagus!


Ini bukan pintu! Tapi jendela hehe. Jalanan paving block benar-benar ciri khas Eropa.


Salah satu icon yang paling terkenal di Kota Lama Semarang. Eh untungnya aku bisa motret ini pas hari cerah jadi bagus banget. Dan lagi ditambah lampu jalanan di Kota Lama ini unik sih jadi menambah kesan mewah dan estetik.


Nah ini dia Gereja Blenduk. Salah satu yang paling ICONIC di Kota Lama Semarang.

Dilansir dari laman Center of Excellence, Gereja Blenduk merupakan gereja yang dibangun pada tahun 1753. Berbeda dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk, gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil kontras. Bentuknya lebih menonjol.

Bangunan gereja yang sekarang merupakan bangunan setangkup dengan façade tunggal yang secara vertkkal terbagi atas tiga bagian. Jumlah lantainya adalah dua buah. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Gereja ini masih sering digunakan untuk peribadatan setiap hari Minggu. Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda seperti Gedung Marba.

Gereja Protestan yang lazim disebut Gereja Blenduk oleh masyarakat sekitar karena merunut pada bentuk kubahnya yang dalam bahasa Jawa disebut Blenduk (menggembung), sampai sekarang nama asli gereja ini tidak diketahui.

Mula-mula gereja dibangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap berarsitektur model Jawa. Pada tahun 1787 rumah panggu ini dirombak total. Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali H.P.A de Wilde dan W.Westmas. Gereja ini dibangun pada abad ke-17 dan telah mengalami 3 kali renovasi, yaitu pada tahun  1753, 1894 dan terakhir tahun 2003. 

Post a Comment

0 Comments