Sejarah Jembatan Kereta Api Cirahong


Halo sobat traveler. Kali ini saya mau eksplorasi ke Jembatan Kereta Api Cirahong di Kabupaten Ciamis. Oh iya perlu diketahui bahwa jembatan Cirahong ini masih diaktif dilewati kereta api untuk menghubungkan jalur Bandung-Banjar.

Sejarah Jembatan Cirahong

Jembatan Cirahong terletak di Jalan Raya Cirahong, berada di antara Desa Margaluyu dan Desa Panyingkiran, Kecamatan Manonjaya dan Linggamanik, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. 

Posisi jembatan Cirahong tepat berada di atas sungai Citanduy yang berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Jembatan Cirahong merupakan jembatan multifungsi, sebagai jembatan kereta api dan jembatan untuk mobilitas masyarakat yang menggunakan roda empat maupun roda dua. Namun saat ini lebih sering dilewati kendaraan roda dua. Konstruksi bangunan jembatan dibuat oleh petugas bangunan Hesselink, sementara pembangunannya dikerjakan dengan pengawasan E.G. Wijers (Mulyana, 2005:140). Jembatan Cirahong dibangun pada 1893. Di tahun yang sama, pengerjaan jembatan selesai dan mulai dapat dilewati kereta api.

Foto di bawah adalah jalur kendaraan yang dapat dilewati kendaraan roda dua atau roda empat.


Keunikan jembatan Cirahong ini dari rangkanya yang rumit. Berbeda dari jembatan kereta api lainnya seperti Cikubang, Cisomang dan lainnya.

Pembangunan

Pembangunan jembatan Cirahong diawali dari pemasangan pilar sebagai penyangga bangunan atas jembatan yang akan dilalui kereta api.

Pemasangan pilar dalam pelaksanaannya terjadi kendala yang awalnya akan dibangun pada Juni 1893 tidak dapat dilakukan karena besi-besi yang datang tersebut tidak dapat dipasang karena alat bantu pasang yang belum tersedia. Sehingga pemasangan pilar tersebut selesai pada tanggal 19 Agustus 1893.

Pemasangan dan perakitan akhirnya selesai pada 29 September 1893. Dan pembangunan lainnya seperti rel dan lainnya dilaksanakan pada akhir tahun 1983.

Dahulu pembangunan jalan kendaraan di bawah jalan kereta di bawahnya adalah hanya untuk jalur inspeksi pengecekan keadaan jembatan. Namun saat ini beralih fungsi menjadi penghubung antar desa hingga saat ini.

Pada 18 November 1893, jembatan sudah dapat dilalui kereta api. 

Pembangunan Jembatan ini memiliki dampak yang besar bagi perkembangan sosial dan ekonomi Kabupaten Galuh-Ciamis termasuk kepada perkembangan perkebunan di Kabupaten Galuh-Ciamis. Dengan adanya jaringan kereta api yang diawali dari Jembatan Cirahong hingga daerah Banjarsari membuat banyak perusahaan milik swasta membuka dan mengembangkan usaha perkebunan di Kabupaten Galuh-Ciamis. Dengan banyaknya pembukaan perusahaan perkebunan di Kabupaten Galuh-Ciamis membuka juga peluang pekerjaan baru bagi rakyat pribumi yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi mereka.

Keuntungan yang besar ini membuat SS (Staatspoorwegen)   memiliki kewajiban untuk memelihara jalur karena pentingnya sarana transportasi kereta api untuk penduduk. Pada tahun 1934 SS melakukan peremajaan dari jembatan-jembatan

Jembatan yang akan di renovasi antara lain Jembatan Cimanuk, Jembatan Cisaat, Jembatan Cisokan, Jembatan Porrong, Jembatan Serayu, Jembatan Cisomang, Jembatan Citarum, termasuk Jembatan Cirahong (Algemeen Handelsblad Voor Nederlansch Indie 20 Maart 1936, 1936). Pemeliharaan dan renovasi jalur dan jembatan kereta api menjadi salah satu kewajiban dari SS untuk memelihara infrastruktur dikarenakan beban yang diterima oleh jembatan-jembatan kereta api yang sangat besar, maka dari itu perlu adanya modernisasi dan penguatan konstruksi. 

Jembatan Cirahong menjadi salah satu jembatan yang direnovasi dan mengalami penguatan. Jembatan Cirahong mengalami penguatan secara keseluruhan mulai dari peremajaan besi, dan beberapa material lainnya. Renovasi dilakukan selama 1,5 tahun dari Januari 1934 hingga Juni 1935(Koerdie, 1935). Renovasi dilakukan dari pilar yang berada di wilayah Manonjaya hingga Ciamis. Insinyur yang membuat rancangan dari renovasi adalah A. Laoura.

Sumber:





Post a Comment

0 Comments