Jalan-jalan ke Yogyakarta tentu tidak lepas dari budaya Jawa yang kental serta kehidupan di Keraton Yogyakarta. Kali ini, perjalanan saya berbeda dari sebelumnya, karena saya berkesempatan menyaksikan langsung budaya dan kesenian Jawa dalam pameran Parama Iswari di Keraton Yogyakarta. Salah satu pertunjukan yang menarik perhatian saya adalah Tari Srimpi Pramugari, sebuah tarian klasik yang sarat akan nilai sejarah dan filosofi.
Keraton Yogyakarta tidak hanya menjadi pusat sejarah dan kebudayaan Jawa, tetapi juga tempat lahirnya berbagai seni tradisional yang adiluhung. Salah satu warisan budaya yang masih lestari hingga kini adalah Tari Srimpi Pramugari. Tarian ini menggambarkan kelembutan, ketenangan, dan keanggunan perempuan Jawa dalam balutan gerakan yang penuh makna.
Tari Srimpi Pramugari bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga memiliki filosofi mendalam yang berkaitan dengan keseimbangan dan keselarasan. Pada pameran Parama Iswari di Keraton Yogyakarta beberapa hari lalu, tarian ini kembali ditampilkan, memukau para penonton dengan keindahan gerak dan pesona para penarinya. Lalu, apa yang membuat Tari Srimpi Pramugari begitu istimewa? Mari kita telusuri lebih dalam sejarah, makna, dan keunikan tarian ini.
Sejarah dan Makna Tari Srimpi Pramugari
Dikutip dari Instagram Keraton Yogyakarta, Tari Srimpi Pramugari memiliki akar sejarah yang kuat dan tertulis dalam Serat Babad. Tarian ini mengisahkan perjalanan Sri Sultan Hamengku Buwono I (Pangeran Mangkubumi) dalam misinya menaklukkan Bupati Pekalongan, Adipati Jayaningrat. Kisah ini berlatar pada masa sebelum terjadinya Perjanjian Giyanti atau Palihan Nagari.
Nama "Pramugari" pada tarian ini diambil dari judul gendhing utama yang mengiringi tarian, bukan dari profesi pramugari modern. Srimpi Pramugari juga tercatat dalam Serat Kandha Bedhaya Utawi Srimpi Yasan Dalem Kaping VII, yang saat ini tersimpan di Perpustakaan Kawedanan Widya Budaya, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Tarian ini menggambarkan misi penaklukan Adipati Jayaningrat yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk mengurangi pengaruh VOC di Mataram. Namun, rencana ini menemui kendala karena Adipati Jayaningrat justru ditahan oleh VOC karena dianggap sudah tidak lagi setia kepada Belanda. Oleh karena itu, Sri Sultan Hamengku Buwono I pun menyusun strategi untuk menyelamatkannya.
Penyelamatan Adipati Jayaningrat tidak berjalan mulus, karena ada pengkhianatan dari Patih Pringgoloyo, yang memilih berpihak kepada VOC. Namun, pengkhianatan tersebut akhirnya dapat diatasi. Kisah ini berakhir dengan peristiwa pinangan Sri Sultan Hamengku Buwono I terhadap adik Adipati Jayaningrat.
Struktur dan Gerakan Tari Srimpi Pramugari
Tari Srimpi Pramugari diawali dengan kapang-kapang majeng, dilanjutkan dengan tarian pokok yang menggambarkan inti cerita, dan diakhiri dengan kapang-kapang mundur. Srimpi dikonsepkan sebagai tarian tanpa pemenang atau kekalahan, karena kedua pihak yang bertarung digambarkan seimbang.
Gerakan dalam Tari Srimpi Pramugari tergolong rumit dan memiliki komposisi yang menyerupai tari Bedhaya, seperti:
Gendhing Ageng
Ladrang
Ketawang
Ayak-ayak
Berbeda dengan Srimpi lainnya yang memiliki struktur lebih sederhana, Srimpi Pramugari menampilkan kompleksitas gerakan yang lebih tinggi.
Iringan Musik dan Properti Tari Srimpi Pramugari
Iringan musik dalam tarian ini menggunakan laras pelog pathet barong, dengan susunan lagu yang kaya variasi, meliputi:
Lagon wetah
Gendhing Pramugari
Ladrang Rangu-rangu
Ayak-ayak
Kapang-kapang mundur
Selain itu, dalam rangkaian penutupan pameran Parama Iswari, para penari Srimpi Pramugari mengenakan rompi biru, kain seredan, jamang, dan hiasan bulu-bulu. Properti yang digunakan dalam tarian ini juga unik, yaitu pistol dan keris (duwung), yang mencerminkan pengaruh budaya Eropa dalam adegan pertempuran. Sindhenan dalam tarian ini turut menggambarkan suasana pertempuran yang gelap dan dipenuhi asap mesiu, menegaskan peran properti pistol dalam menghidupkan cerita.
Kesimpulan
Tari Srimpi Pramugari adalah lebih dari sekadar pertunjukan seni. Tarian ini merupakan bentuk ekspresi budaya yang menggambarkan nilai-nilai keseimbangan, keharmonisan, serta sejarah perjuangan Keraton Yogyakarta dalam menghadapi VOC. Dengan gerakan yang anggun dan penuh makna, tarian ini tetap menjadi salah satu warisan budaya yang lestari dan terus dihargai hingga kini.
Menonton Tari Srimpi Pramugari secara langsung adalah pengalaman yang sangat berharga, karena tidak hanya menyaksikan keindahan gerak, tetapi juga meresapi makna historis yang terkandung di dalamnya. Jika kamu berkesempatan mengunjungi Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan tarian klasik ini secara langsung di Keraton Yogyakarta!
Sumber: Instagram Keraton Yogyakarta, dapat diakses di https://www.instagram.com/kratonjogja.
0 Comments