Hello. Last month I went to Prambanan Temple in Yogyakarta, and it was truly a mesmerizing experience. Standing before the towering spires of this ancient Hindu temple complex, I couldn't help but feel transported back in time. The intricate stone carvings, the rich history etched into every corner, and the spiritual ambiance of the site left me in awe.
As I wandered through the temple grounds, I imagined the grandeur of the past—the rituals, the devotion, and the stories of Hindu epics like the Ramayana that are immortalized in the temple’s reliefs. Prambanan isn’t just an architectural marvel; it’s a testament to Indonesia’s deep-rooted Hindu heritage.
In this article, I’ll take you on a journey through Prambanan Temple, exploring its history, significance, and the breathtaking details that make it one of the most remarkable Hindu temples in Southeast Asia.
ABOUT PRAMBANAN TEMPLE
![]() |
Taken by Fariz | Siwa Temple |
Prambanan Temple is the largest Hindu temple complex in Indonesia which was built in 9th century. This temple complex has 240 temples consist of 3 main temples, 3 vahana temple, 3 apit temples, 4 kelir temples, 4 patok temples and 224 pervara temples. Three main temples are Candi Siva, Candi Brahma and Candi Vishnu. Candi Siva located at the centre of the complex with 47 meters high is the highest temple in Indonesia.
HISTORY AND THE STORY
Prambanan Temple was built during the reign of the Sanjaya Dynasty in the 9th century, possibly as a symbol of the return of Hindu dominance in Java after the Buddhist Sailendra Dynasty. It was dedicated to the Trimurti—Shiva, Vishnu, and Brahma—signifying the three main deities in Hinduism.
One of the most famous legends associated with Prambanan is the tale of Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang is a character in the legend of Prambanan Temple, where she plays a role alongside Bandung Bondowoso. According to the story, Bandung Bondowoso proved his love by building 1,000 temples, with Roro Jonggrang meant to be the final statue. However, inside Candi Shiva, you will not find Roro Jonggrang, but instead, a statue of the most beautiful and graceful goddess in Hindu beliefs—Dewi Durga Mahisasuramardini.
Durga was created from a divine flame, representing the combined power of Brahma, Vishnu, Shiva, and other gods. She is the feminine aspect of these deities and is depicted as a beautiful woman with ten arms.
The battle between Durga and Mahisasura is one of the most fascinating stories in Hindu mythology. It is said that Durga, riding a tiger, climbed Mount Windya, the home of Mahisasura, to challenge him to battle. Using weapons given by the gods, Durga easily defeated the demons on the mountain, but Mahisasura himself was incredibly powerful and could not be defeated so easily.
Mahisasura, a demon in the form of a buffalo, was immune to the gods' weapons. So, Durga leaped onto her tiger, jumped onto Mahisa’s back, stepped on his neck, and struck his chest with her trident. The fearsome demon was finally defeated, and Durga earned the title Mahisasuramardini, which means "The Slayer of Mahisasura."
THE BEST TIME TO VISIT PRAMBANAN TEMPLE
It's best to visit in the morning or late afternoon when the temperature is cooler and the lighting is ideal for photos. Mid-afternoon can be quite hot, so be prepared if you visit during that time.
In addition to Prambanan, you can also visit nearby historical sites such as Ratu Boko Palace, Sewu Temple, and Plaosan Temple, each offering its own unique charm and history.
BAHASA INDONESIA
TENTANG CANDI PRAMBANAN
Menurut papan informasi di Prambanan Temple, Candi Siwa merupakan yang tertinggi di kompleks ini dengan tinggi mencapai 47 meter.
Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9. Kompleks candi ini memiliki 240 candi, yang terdiri dari 3 candi utama, 3 candi vahana, 3 candi apit, 4 candi kelir, 4 candi patok, dan 224 candi perwara. Tiga candi utama disebut Candi Siva, Candi Brahma, dan Candi Wisnu. Candi Siva, yang terletak di pusat kompleks dan memiliki tinggi 47 meter, merupakan candi tertinggi di Indonesia.
SEJARAH DAN LEGENDA
Candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya pada abad ke-9, kemungkinan sebagai simbol kembalinya dominasi Hindu di Jawa setelah Dinasti Sailendra yang beragama Buddha. Candi ini didedikasikan untuk Trimurti—Siva, Wisnu, dan Brahma—yang melambangkan tiga dewa utama dalam agama Hindu.
Salah satu legenda paling terkenal yang terkait dengan Candi Prambanan adalah kisah Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang diceritakan sebagai tokoh yang berperan bersama Bandung Bondowoso yang membuktikan cintanya dengan mendirikan 1000 candi dengan Roro Jonggrang sebagai pelengkap candinya. Namun yang akan ditemui di dalam Candi Siwa bukanlah Roro Jonggrang, tapi sebuah patung Dewi tercantik yang paling angguh di kepercayaan Hindu, dialah Sang Dewi Durga Mahasasuramardhini.
Durga diciptakan dari lidah api yang menggambarkan kesaktian Brahma, Wisnu, Siwa, serta dewa-dewa lainnya dalam wujud (kekuatan dewa dalam bentuk aspek feminin dari dewa yang bersangkutan). Setelah diciptakan, Durga tumbuh dengan cepat menjadi wanita yang sangat cantik yang bertangan sepuluh.
Peperangan antara Durga dan Mahisasura yang digambarkan dalam mitologi merupakan hal yang menarik untuk diungkapkan. Diceritakan bahwa Durga, dengan mengendarai harimau, mendaki Gunung Windya yang merupakan kediaman Mahisasura untuk menantangnya di medang pertempuran. Dengan senjata para dewa, Durga dengan mudah mengalahkan para raksasa yang ada di gunung tersebut, tetapi tidak demikian halnya dengan Mahisasura.
Raksasa berwujud kerbau iu sangat luar biasa saktinya, sehingga tidak dapat dikalahkan dengan senjata para dewa. Kemudian, Durga nak ke atas punggung harimaunya dan melompat ke punggung Mahisa, menginjak leherenya, dan menusukkan trisula ke dada Mahisa. Matilah sang raksasa yang menakutkan, Durga pun mendapat julukan Mahisasuramardhini (pembunuh raksasa berwujud mahisa).
WAKTU TERBAIK UNTUK MENGUNJUNGI CANDI PRAMBANAN
Waktu terbaik untuk mengunjungi candi ini adalah di pagi hari atau sore hari ketika suhu lebih sejuk dan pencahayaan lebih ideal untuk berfoto. Pada siang hari, cuaca bisa sangat panas, jadi pastikan untuk mempersiapkan diri dengan baik jika berkunjung pada waktu tersebut.
Selain Candi Prambanan, Anda juga bisa mengunjungi situs sejarah lain di sekitarnya, seperti Istana Ratu Boko, Candi Sewu, dan Candi Plaosan, yang masing-masing memiliki daya tarik dan sejarah uniknya sendiri.
SOURCE:
Prambanan Temple. (2024). Sejarah dan Arsitektur Candi Prambanan [Papan informasi]. Yogyakarta, Indonesia.
0 Comments